Lukisan Sang Rawana,
Raja rakshasa dari Kerajaan Alengka
-------
Dalam mitologi Hindu, Rahwana', Prabhu Dasa, Prabhu Dasamuka
(Devanagari: ????, IAST Rava?a; kadangkala dialihaksarakan sebagai Raavana dan
Ravan atau Revana) adalah tokoh utama yang bertentangan terhadap Rama dalam
Sastra Hindu, Ramayana. Dalam kisah, ia merupakan Raja Alengka, sekaligus
Rakshasa atau iblis, ribuan tahun yang lalu.
Rawana dilukiskan dalam kesenian dengan sepuluh kepala,
menunjukkan bahwa ia memiliki pengetahuan dalam Weda dan sastra. Karena punya
sepuluh kepala ia diberi nama "Dasamukha" (?????, bermuka sepuluh),
"Dasagriva" (???????, berleher sepuluh) dan "Dasakanta"
(??????, berkerongkongan sepuluh). Ia juga memiliki dua puluh tangan,
menunjukkan kesombongan dan kemauan yang tak terbatas. Ia juga dikatakan
sebagai ksatria besar.
Asal-usul
Ibu Rahwana bernama Kaikesi, seorang puteri Raja Detya
bernama Sumali. Sumali memperoleh anugerah dari Brahma sehingga ia mampu
menaklukkan para raja dunia. Sumali berpesan kepada Kekasi agar ia menikah
dengan orang yang istimewa di dunia. Di antara para resi, Kekasi memilih
Wisrawa sebagai pasangannya. Wisrawa memperingati Kekasi bahwa bercinta di
waktu yang tak tepat akan membuat anak mereka menjadi jahat, namun Kekasi
menerimanya meskipun diperingatkan demikian. Akhirnya, Rahwana lahir dengan
kepribadian setengah brahmana, setengah rakshasa. Saat lahir, Rahwana diberi
nama "Dasanana" atau "Dasagriwa", dan konon ia memiliki
sepuluh kepala. Beberapa alasan menjelaskan bahwa sepuluh kepala tersebut
adalah pantulan dari permata pada kalung yang diberikan ayahnya sewaktu lahir,
atau ada yang menjelaskan bahwa sepuluh kepala tersebut adalah simbol bahwa
Rahwana memiliki kekuatan sepuluh tokoh tertentu.
Tapa kepada Brahma
Saat masih muda, Rahwana mengadakan tapa memuja Dewa selama
bertahun-tahun. Karena berkenan dengan pemujaannya, brahma muncul dan
mempersilakan Rahwana mengajukan permohonan. Mendapat kesempatan tersebut,
Rahwana memohon agar ia hidup abadi, namun permohonan tersebut ditolak oleh
Brahma. Sebagai gantinya, Rahwana memohon agar ia kebal terhadap segala
serangan dan selalu unggul di antara para dewa, makhluk surgawi, rakshasa,
detya, danawa, segala naga dan makhluk buas. Karena menganggap remeh manusia,
ia tidak memohon agar unggul terhadap mereka. Mendengar permohonan tersebut,
Brahma mengabulkannya, dan menambahkan kepandaian menggunakan senjata dewa dan
ilmu sihir.
Raja Alengka
Setelah memperoleh anugerah Brahma, Rahwana mencari
kakeknya, Sumali, dan memintanya kuasa untuk memimpin tentaranya. Kemudian ia
melancarkan serangannya menuju Alengka. Alengka merupakan kota yang permai, diciptakan oleh seorang
arsitek para dewa bernama Wiswakarma untuk Kubera, Dewa kekayaan. Kubera juga
merupakan putera Wisrawa, dan bermurah hati untuk membagi segala miliknya
kepada anak-anak Kekasi. Namun Rahwana menuntut agar seluruh Alengka menjadi
miliknya, dan mengancam akan merebutnya dengan kekerasan. Wisrawa menasihati
Kubera agar memberikannya, sebab sekarang Rahwana tak tertandingi.
Ketika Rahwana merampas Alengka untuk memulai
pemerintahannya, ia dipandang sebagai pemimpin yang sukses dan murah hati.
Alengka berkembang di bawah pemerintahannya. Konon rumah yang paling miskin
sekalipun memiliki kendaraan dari emas dan tidak ada kelaparan di kerajaan
tersebut.
Bakti kepada Siwa
Setelah keberhasilannya di Alengka, Rahwana mendatangi Dewa
Siwa di kediamannya di gunung Kailasha. Tanpa disadari, Rahwana mencoba
mencabut gunung tersebut dan memindahkannya sambil main-main. Siwa yang merasa
kesal dengan kesombongan Rahwana, menekan Kailasha dengan jari kakinya, sehingga
Rahwana tertindih pada waktu itu juga. Kemudian Gana datang untuk memberitahu
Rahwana, pada siapa ia harus bertobat. Lalu Rahwana menciptakan dan menyanyikan
lagu-lagu pujian kepada Siwa, dan konon ia melakukannya selama bertahun-tahun,
sampai Siwa membebaskannya dari hukuman. Terkesan dengan keberanian dan
kesetiaannya, Siwa memberinya kekuatan tambahan, khususnya pemberian hadiah
berupa Chandrahasa (pedang-bulan), pedang yang tak terkira kuatnya. Selanjutnya
Rahwana menjadi pemuja Siwa seumur hidup. Rahwana terkenal dengan tarian
pemujaannya kepada Siwa yang bernama "Shiva Tandava Stotra". Semenjak
peristiwa tersebut ia memperoleh nama 'Rahwana', berarti "(Ia) Yang
raungannya dahsyat", diberikan kepadanya oleh Siwa – konon bumi sempat
berguncang saat Rahwana menangis kesakitan karena ditindih gunung.
Raja di tiga dunia
Dengan kekuatan yang diperolehnya, Rahwana melakukan
penyerangan untuk menaklukkan ras manusia, makhluk jahat (asura – rakshasa –
detya – danawa), dan makhluk surgawi. Setelah menaklukkan Patala (dunia bawah
tanah), ia mengangkat Ahirawan sebagai raja. Rahwana sendiri menguasai ras
asura di tiga dunia. Karena tidak mampu mengalahkan Wangsa Niwatakawaca dan
Kalakeya, ia menjalin persahabatan dengan mereka. Setelah menaklukkan para raja
dunia, ia mengadakan upacara yang layak dan dirinya diangkat sebagai Maharaja.
Oleh karena Kubera telah menghina tindakan Rahwana yang
kejam dan tamak, Rahwana mengerahkan pasukannya menyerbu kediaman para dewa,
dan menaklukkan banyak dewa. Lalu ia mencari Kubera dan menyiksanya secara
khusus. Dengan kekuatannya, ia menaklukkan banyak dewa, makhluk surgawi, dan
bangsa naga.
Istri dan wanita
Selain terkenal sebagai penakluk tiga dunia, Rahwana juga
terkenal akan petualangannya menaklukkan para wanita. Rahwana memiliki banyak
istri, yang paling terkenal adalah Mandodari, putera Mayasura dengan seorang
bidadari bernama Hema. Ramayana mendeskripsikan bahwa istana Rahwana dipenuhi
oleh para wanita cantik yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Dalam
Ramayana juga dideskripsikan bahwa di Alengka, semua wanita merasa beruntung
apabila Rahwana menikahinya. Dua legenda terkenal menceritakan kisah pertemuan
Rahwana dengan wanita istimewa.
Wanita istimewa pertama adalah Wedawati, seorang pertapa
wanita. Wedawati mengadakan pemujaan ke hadapan Wisnu agar ia diterima menjadi
istrinya. Ketika Rahwana melihat kecantikan Wedawati, hatinya terpikat dan
ingin menikahinya. Ia meminta Wedawati untuk menghentikan pemujaannya dan ia
merayu Wedawati agar bersedia untuk menikahinya. Karena Wedawati menolak,
Rahwana mencoba untuk melarikannya. Kemudian Wedawati bersumpah bahwa ia akan
lahir kembali sebagai penyebab kematian Rahwana. Setelah berkata demikian,
Wedawati membuat api unggun dan menceburkan diri ke dalamnya. Bertahun-tahun kemudian
ia bereinkarnasi sebagai Sita, yang diculik oleh Rahwana sehingga Rama turun
tangan dan membunuh Rahwana.
Penculikan Sita
Setelah pos jaga para raksasa di Yanasthana dihancurkan oleh
Rama dan Laksmana, berita tersebut disampaikan kepada Rahwana. Menteri Rahwana
yang bernama Akampana menyarankan agar Rahwana mau menculik Sita, namun niat
tersebut ditolak oleh Marica. Setelah adik perempuan Rahwana yang bernama
Surpanaka mengadu bahwa dua orang kesatria telah melukainya, Rahwana marah
besar. Ia segera menuju ke kediaman Marica untuk meminta bantuan, tanpa
memedulikan nasihat baik dari Marica. Setelah rencana disusun, Marica menyamar
menjadi kijang kencana untuk mengalihkan perhatian Rama, sedangkan Rahwana
menyamar menjadi seorang brahmana tua yang lemah. Ketika Rama dan Laksmana
berada jauh, Rahwana segera menjangkau Sita, dan setelah itu Sita dibawa kabur.
Sita disekap di taman Asoka, letaknya di dalam lingkungan istana Rahwana di
kerajaan Alengka. Di sana ,
Rahwana berkali-kali mencoba merayu Sita namun tidak pernah berhasil.
Pertempuran dan kematian
Tindakan Rahwana mengundang kemarahan Rama. Dengan bantuan
dari raja wanara bernama Sugriwa, Rama menggempur Alengka. Untuk mengantisipasi
serangan Rama, Rahwana mengirimkan pasukan terbaiknya yang dipimpin oleh
raksasa-raksasa kuat. Serangan pertama dilakukan oleh Hanoman pada saat ia
datang ke Alengka sebagai mata-mata untuk menemui Sita. Dalam pertempuran
tersebut, putera Rahwana yang bernama Aksayakumara gugur. Dalam pertempuran
selanjutnya, para menteri dan kerabat Rahwana gugur satu persatu, termasuk
Indrajit putera Rahwana dan Kumbakarna adik Rahwana.
Pada hari pertempuran terakhir, Rahwana maju ke medan perang sendirian
dengan menaiki kereta kencana yang ditarik delapan ekor kuda terpilih. Ketika
ia keluar dari Alengka, langit menjadi gelap oleh gerhana matahari yang tak
terduga. Beberapa orang berkata bahwa itu merupakan pertanda buruk bagi Rahwana
yang tidak menghiraukannya sama sekali. Pertempuran terakhir antara Rama dengan
Rahwana berlangsung dengan sengit. Pada pertempuran itu, Rama menaiki kereta
Indra dari sorga, yang dikemudikan oleh Matali. Setiap Rama mengirimkan
senjatanya untuk menghancurkan Rahwana, raksasa tersebut selalu dapat bangkit
kembali sehingga membuat Rama kewalahan. Untuk mengakhiri riwayat Rahwana, Rama
menggunakan senjata Brahmastra yang tidak biasa. Senjata tersebut menembus dada
Rahwana dan merenggut nyawanya seketika.
Salah satu versi Ramayana menceritakan bahwa Rahwana tidak
mampu dibunuh meski badannya dihancurkan sekalipun, sebab ia menguasai ajian
Rawarontek serta Pancasona. Untuk mengakhiri riwayat Rahwana, Rama menggunakan
senjata sakti yang dapat berbicara bernama Kyai Dangu. Senjata tersebut
mengikuti kemana pun Rahwana pergi untuk menyayat kulitnya. Setelah Rahwana tersiksa
oleh serangan Kyai Dangu , ia memutuskan untuk bersembunyi di antara
dua gunung kembar. Saat ia bersembunyi, perlahan-lahan kedua gunung itu
menghimpit badan Rahwana sehingga raja raksasa itu tidak berkutik. Menurut
cerita, kedua gunung tersebut adalah kepala dari Sondara dan Sondari, yaitu
putera kembar Rahwana yang dibunuh untuk mengelabui Sita. Versi ini ditampilkan
oleh R. A. Kosasih dalam komik Ramayana karyanya.
Keluarga
Rahwana memiliki banyak kerabat dan saudara yang disebutkan
dalam Ramayana. Karena sulit menemukan data-data mengenai mereka selain
Ramayana, tidak banyak yang diketahui tentang mereka. Menurut Ramayana, ibu
Rahwana adalah puteri seorang Detya bernama Kekasi, menikahi seorang pertapa
bernama Wisrawa. Rahwana memiliki kakek bernama Pulastya, putera Brahma. Dari
pihak ibunya, Rahwana memiliki kakek bernama Sumali, dan ia memiliki paman
bernama Marica, putera Tataka, saudara Malyawan. Rahwana memiliki tiga istri,
dan tujuh putera.
Putera
Tujuh putera Rahwana yaitu:
Indrajit alias Megananda
Prahasta
Atikaya
Aksa alias Aksayakumara
Dewantaka
Narantaka
Trisirah
Saudara
Selain itu, Rahwana memiliki enam saudara laki-laki dan dua
saudara perempuan. Saudara-saudaranya tersebut terdiri dari tiga saudara
kandung dan lima
saudara tiri. Saudara-saudara Rahwana yaitu:
Kubera, kakak tiri Rahwana, lain ibu namun satu ayah. Raja
Alengka sebelum Rahwana. Ia merupakan dewa penjaga arah utara, sekaligus dewa
kekayaan.
Kumbakarna, adik kandung Rahwana. Rakshasa yang tidur selama
enam bulan dan bangun selama enam bulan karena anugerah Brahma.
Wibisana, adik kandung Rahwana. Penasihat di Kerajaan
Alengka.
Kara, adik tiri Rahwana. Raja dan pelindung perbatasan
Alengka yang bernama Janasthan atau Yanasthana di Chitrakuta.
Dusana, adik tiri Rahwana. Patih di Yanasthana.
Ahirawana, adik tiri Rahwana. Raja di Patala.
Kumbini, adik tiri Rahwana. Istri rakshasa Madhu, ibu dari
Lawanasura.
Surpanaka, adik kandung Rahwana. Rakshasi yang tinggal di
Yanasthana, dilukai oleh Laksmana. Ia mengadu kepada Kara dan Rahwana, dan
merupakan biang keladi yang menyebabkan permusuhan antara Rama dan Rahwana.