Indrajit dalam bentuk
wayang gaya Surakarta .
-------
Indrajit (Sanskerta: ??????????; Indrajit) atau Megananda
(Sanskerta: ??????; Méghanada) adalah nama seorang tokoh antagonis dalam
wiracarita Ramayana yang dikenal sebagai putra sulung Rahwana sekaligus putra
mahkota Kerajaan Alengka. Indrajit merupakan ksatria yang sakti mandraguna.
Dalam perang melawan pasukan Wanara, ia pernah melepaskan senjata Nagapasa yang
keampuhannya mampu melumpuhkan Sri Rama. Setelah melalui pertempuran seru, ia
akhirnya tewas di tangan Laksmana adik Rama.
Asal-usul
Indrajit adalah putra Rahwana, raja bangsa Rakshasa dari
Kerajaan Alengka. Ibunya bernama Mandodari putri Asura Maya. Sewaktu lahir,
Indrajit diberi nama Megananda karena tangisan pertamanya diiringi suara petir
menggelegar, pertanda kelak ia akan tumbuh menjadi seorang kesatria besar.
Ketika dewasa, Megananda pernah membantu ayahnya bertempur
melawan para dewa kahyangan. Dalam pertempuran itu, Megananda berhasil
menangkap dan menawan Indra, raja para dewa. Dewa Brahma muncul melerai. Indra
pun dibebaskan oleh Megananda. Sebagai gantinya ia mendapatkan pusaka ampuh
dari Brahma bernama Brahmasta. Brahma juga memberikan julukan Indrajit kepada
Megananda yang bermakna "Penakluk Indra".
Pertempuran di Alengka
Perang besar di Alengka meletus karena ulah Rahwana menculik
Sinta istri Sri Rama. Rama bekerja sama dengan bangsa Wanara yang dipimpin
Sugriwa menyerbu istana Alengka.
Satu per satu panglima Alengka terbunuh. Indrajit tampil
sebagai andalan ayahnya. Ia bertarung melawan seorang Wanara muda bernama
Anggada putra Subali. Anggada berhasil menghancurkan kereta Indrajit sehingga
pasukannya pun bersorak "Jaya Anggada! Jaya anggada".
Indrajit yang sangat malu mengerahkan pusaka Nagapasa yang
mampu mengeluarkan ribuan ular berbisa. Rama dan Laksmana roboh tak berdaya
dililit ular-ular tersebut. Sewaktu para Wanara berduka karena kehilangan
pemimpin mereka, tiba-tiba muncul Garuda mengusir ular-ular yang melilit
kakak-beradik tersebut.
Kebangkitan Rama dan Laksmana membuat pertempuran berlanjut.
panglima-panglima Alengka semakin banyak yang tewas. Akhirnya hanya tinggal
Indrajit yang menjadi andalan Rahwana. Ia melepaskan pusaka Brahmasta mengenai
Laksmana sehingga roboh sekarat.
Kematian
Laksmana bangkit kembali setelah diobati Rama menggunakan
tanaman yang dibawa Hanoman. Pasukan Wanara kembali bergerak menyerbu istana
Alengka. Indrajit menciptakan Sita palsu untuk dibunuhnya di hadapan para
Wanara. Melihat istri Rama tewas, para Wanara kehilangan semangat bertempur.
Mereka menganggap tujuan peperangan sudah tidak ada lagi.
Wibisana (adik Rahwana yang memihak Rama) menyadari kalau
Inrajit sedang menyelenggarakan ritual untuk mendapatkan kekuatan. Ia meminta
Laksmana untuk menggagalkan ritual Indrajit sebelum mencapai kesempurnaan.
Laksmana disertai para prajurit Wanara mendatangi tempat ritual Indrajit.
Konsentrasi Indrajit terganggu dan ritualnya pun dihentikan. Ia kemudian
bertarung menghadapi Laksmana. Laksmana pun melepaskan panah Indrastra dengan
mengucapkan doa atas nama Rama. Panah tersebut melesat memenggal kepala Indrajit.
Versi pewayangan
Menurut versi pewayangan Jawa, Indrajit bukan putra kandung
Rahwana, melainkan hasil ciptaan Wibisana. Saat itu istri Rahwana yang bernama
Dewi Kanung sedang mengandung bayi perempuan reinkarnasi seorang pertapa wanita
bernama Widawati. Rahwana bersumpah akan menikahi putrinya itu jika kelak
lahir, karena Widawati merupakan cinta pertamanya.
Ketika Kanung melahirkan, Rahwana sedang berada di luar
istana. Wibisana segera mengambil bayi perempuan tersebut dan dihanyutkan ke
sungai dalam sebuah peti. Bayi itu terbawa arus sampai ke Kerajaan Mantili dan
ditemukan oleh raja negeri tersebut yang bernama Janaka. Janaka memungut bayi
putri Rahwana tersebut sebagai anak angkat dengan diberi nama Sinta.
Sementara itu, Wibisana menciptakan bayi laki-laki dari
segumpal awan yang diberi nama Indrajit. Bayi Indrajit diserahkan kepada
Rahwana. Rahwana kecewa dan berniat membunuh Indrajit. Ternyata semakin dihajar
Indrajit justru semakin tumbuh dewasa. Rahwana berubah pikiran dan mengakuinya
sebagai anak.
Indrajit kemudian bertempat tinggal di Kasatrian
Bikukungpura. Istrinya seorang bidadari bernama Dewi Indrarum.
Dalam perang besar melawan bala tentara Sri Rama, Indrajit
mengerahkan pusaka Nagapasa. Muncul ribuan ular menyerang pasukan Wanara. Namun
semua itu dapat ditaklukkan oleh burung Garuda ciptaan Laksmana. Indrajit
kemudian mengerahkan ilmu Sirep Begananda, membuat Rama, Laksmana, dan seluruh
pengikut mereka roboh tak berdaya. Mereka tertidur bagaikan orang mati.
Hanya Wibisana dan Hanoman yang tetap terjaga. Hanoman
berangkat ke Gunung Maliyawan untuk mengambil tanaman Sandilata, sedangkan
Wibisana menghadapi Indrajit. Wibisana menceritakan asal usul Indrajit yang
sebenarnya. Indrajit akhirnya sadar bahwa selama ini ia bersalah telah membela
angkara murka Rahwana. Ia pun meminta agar Wibisana mengembalikan dirinya ke
asal-muasalnya.
Indrajit kemudian mengheningkan cipta, sedangkan Wibisana
melepaskan pusaka Dipasanjata ke arahnya. Tubuh Indrajit pun musnah seketika,
dan kembali menjadi awan putih di angkasa.