Dalam mitologi dan sastra Hindu, Aruna (Dewanagari: ????;
IAST: Aru?a) adalah kusir Dewa Matahari, Surya. Ia merupakan putera Dewi Winata
dan Bagawan Kashyapa. Namanya dalam bahasa Sanskerta memiliki arti "yang
bersinar kemerah-merahan". Oleh umat Hindu, Aruna dipandang sebagai sinar
merah yang bersinar di ufuk timur pada pagi hari, di saat para pendeta
melakukan Suryasewana. Ia dipercaya memiliki kekuatan spiritual.
Aruna juga merupakan nama dewa laut bangsa Het. Ia merupakan
putra Kamrusepa.
Mitologi
Dalam mitologi Hindu diceritakan bahwa Bagawan Kashyapa
memiliki empat belas istri. Dari keempat belas istrinya, dua di antaranya belum
melahirkan keturunan, yaitu Dewi Winata dan Dewi Kadru. Atas permohonan
keduanya, Bagawan Kashyapa memberi seribu butir telur kepada Dewi Kadru,
sedangkan dua butir telur diberikan kepada Dewi Winata. Kedua dewi tersebut
merawat telur pemberian Bagawan Kashyapa dengan hati-hati.
Ketika tiba waktunya, seribu telur yang diberikan kepada
Dewi Kadru menetas dan lahirlah seribu naga. Yang terkenal di antaranya adalah
Naga Taksaka, Ananta Bhoga, dan Basuki. Semua naga tersebut dipelihara sebagai
anak oleh Dewi Kadru. Sementara itu, telur yang dirawat Dewi Winata belum
menetas. Karena malu dengan Dewi Kadru, Dewi Winata memecahkan sebutir
telurnya. Akhirnya makhluk yang keluar dari dalam telur yang dipecahkan Dewi
Winata berbadan tidak sempurna, yaitu tidak memiliki anggota tubuh dari
pinggang ke bawah. Karena dipecahkan sebelum waktunya, anak yang lahir tersebut
mengerang kesakitan, dan mengutuk Dewi Winata, bahwa kelak saingannya (Dewi
Kadru) akan memperbudak dirinya. Namun anak tersebut juga berkata bahwa kelak
saudaranya yang belum lahir (Garuda) akan membebaskan ibunya dari perbudakan.
Anak tersebut diberi nama Sang Aruna, karena tidak memiliki
kaki dan paha (anuruh). Ia diangkat menjadi kusir Dewa Surya. Ialah yang
bersinar merah di ufuk timur pada pagi hari, mengiringi terbitnya Sang Surya.