Wayang Anoman versi Yogyakarta .
--------
Hanoman (Sanskerta: ???????; Hanuman) atau Hanumat
(Sanskerta: ??????; Hanumat), juga disebut sebagai Anoman, adalah salah satu
dewa dalam kepercayaan agama Hindu, sekaligus tokoh protagonis dalam wiracarita
Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera putih dan merupakan putera
Batara Bayu dan Anjani, saudara dari Subali dan Sugriwa. Menurut kitab Serat
Pedhalangan, tokoh Hanoman sebenarnya memang asli dari wiracarita Ramayana,
namun dalam pengembangannya tokoh ini juga kadangkala muncul dalam serial
Mahabharata, sehingga menjadi tokoh antar zaman. Di India, hanoman dipuja
sebagai dewa pelindung dan beberapa kuil didedikasikan untuk memuja dirinya.
Kelahiran
Hanoman lahir pada masa Tretayuga sebagai putera Anjani,
seekor wanara wanita. Dahulu Anjani sebetulnya merupakan bidadari, bernama
Punjikastala. Namun karena suatu kutukan, ia terlahir ke dunia sebagai wanara
wanita. Kutukan tersebut bisa berakhir apabila ia melahirkan seorang putera
yang merupakan penitisan Siwa. Anjani menikah dengan Kesari, seekor wanara
perkasa. Bersama dengan Kesari, Anjani melakukan tapa ke hadapan Siwa agar Siwa
bersedia menjelma sebagi putera mereka. Karena Siwa terkesan dengan pemujaan
yang dilakukan oleh Anjani dan Kesari, ia mengabulkan permohonan mereka dengan
turun ke dunia sebagai Hanoman.
Salah satu versi menceritakan bahwa ketika Anjani bertapa
memuja Siwa, di tempat lain, Raja Dasarata melakukan Putrakama Yadnya untuk
memperoleh keturunan. Hasilnya, ia menerima beberapa makanan untuk dibagikan
kepada tiga istrinya, yang di kemudian hari melahirkan Rama, Laksmana, Bharata
dan Satrugna. Atas kehendak dewata, seekor burung merenggut sepotong makanan
tersebut, dan menjatuhkannya di atas hutan dimana Anjani sedang bertapa. Bayu,
Sang dewa angin, mengantarkan makanan tersebut agar jatuh di tangan Anjani.
Anjani memakan makanan tersebut, lalu lahirlah Hanoman.
Salah satu versi mengatakan bahwa Hanoman lahir secara tidak
sengaja karena hubungan antara Bayu dan Anjani. Diceritakan bahwa pada suatu
hari, Dewa Bayu melihat kecantikan Anjani, kemudian ia memeluknya. Anjani marah
karena merasa dilecehkan. Namun Dewa Bayu menjawab bahwa Anjani tidak akan
ternoda oleh sentuhan Bayu. Ia memeluk Anjani bukan di badannya, namun di dalam
hatinya. Bayu juga berkata bahwa kelak Anjani akan melahirkan seorang putera
yang kekuatannya setara dengan Bayu dan paling cerdas di antara para wanara.
Sebagai putera Anjani, Hanoman dipanggil Anjaneya (diucapkan
"Aanjanèya"), yang secara harfiah berarti "lahir dari
Anjani" atau "putera Anjani".
Wayang Anoman versi Surakarta .
--------
Masa kecil
Pada saat Hanoman masih kecil, ia mengira matahari adalah
buah yang bisa dimakan, kemudian terbang ke arahnya dan hendak memakannya. Dewa
Indra melihat hal itu dan menjadi cemas dengan keselamatan matahari. Untuk
mengantisipasinya, ia melemparkan petirnya ke arah Hanoman sehingga kera kecil
itu jatuh dan menabrak gunung. Melihat hal itu, Dewa Bayu menjadi marah dan
berdiam diri. Akibat tindakannya, semua makhluk di bumi menjadi lemas. Para
Dewa pun memohon kepada Bayu agar menyingkirkan kemarahannya. Dewa Bayu
menghentikan kemarahannya dan Hanoman diberi hadiah melimpah ruah. Dewa Brahma
dan Dewa Indra memberi anugerah bahwa Hanoman akan kebal dari segala senjata,
serta kematian akan datang hanya dengan kehendaknya sendiri. Maka dari itu,
Hanoman menjadi makhluk yang abadi atau Chiranjiwin.
Pertemuan dengan Rama
Pada saat melihat Rama dan Laksmana datang ke Kiskenda,
Sugriwa merasa cemas. Ia berpikir bahwa mereka adalah utusan Subali yang
dikirim untuk membunuh Sugriwa. Kemudian Sugriwa memanggil prajurit andalannya,
Hanoman, untuk menyelidiki maksud kedatangan dua orang tersebut. Hanoman
menerima tugas tersebut kemudian ia menyamar menjadi brahmana dan mendekati
Rama dan Laksmana.
Saat bertemu dengan Rama dan Laksmana, Hanoman merasakan
ketenangan. Ia tidak melihat adanya tanda-tanda permusuhan dari kedua pemuda
itu. Rama dan Laksmana juga terkesan dengan etika Hanoman. Kemudian mereka
bercakap-cakap dengan bebas. Mereka menceritakan riwayat hidupnya
masing-masing. Rama juga menceritakan keinginannya untuk menemui Sugriwa. Karena
tidak curiga lagi kepada Rama dan Laksmana, Hanoman kembali ke wujud asalnya
dan mengantar Rama dan Laksmana menemui Sugriwa.
Petualangan mencari Sita
Dalam misi membantu Rama mencari Sita, Sugriwa mengutus
pasukan wanara-nya agar pergi ke seluruh pelosok bumi untuk mencari tanda-tanda
keberadaan Sita, dan membawanya ke hadapan Rama kalau mampu. Pasukan wanara
yang dikerahkan Sugriwa dipimpin oleh Hanoman, Anggada, Nila, Jembawan, dan
lain-lain. Mereka menempuh perjalanan berhari-hari dan menelusuri sebuah gua,
kemudian tersesat dan menemukan kota
yang berdiri megah di dalamnya. Atas keterangan Swayampraba yang tinggal di sana , kota
tersebut dibangun oleh arsitek Mayasura dan sekarang sepi karena Maya pergi ke
alam para Dewa. Lalu Hanoman menceritakan maksud perjalanannya dengan panjang
lebar kepada Swayampraba. Atas bantuan Swayampraba yang sakti, Hanoman dan
wanara lainnya lenyap dari gua dan berada di sebuah pantai dalam sekejap.
Di pantai tersebut, Hanoman dan wanara lainnya bertemu
dengan Sempati, burung raksasa yang tidak bersayap. Ia duduk sendirian di
pantai tersebut sambil menunggu bangkai hewan untuk dimakan. Karena ia
mendengar percakapan para wanara mengenai Sita dan kematian Jatayu, Sempati
menjadi sedih dan meminta agar para wanara menceritakan kejadian yang
sebenarnya terjadi. Anggada menceritakan dengan panjang lebar kemudian meminta
bantuan Sempati. Atas keterangan Sempati, para wanara tahu bahwa Sita ditawan
di sebuah istana yang teretak di Kerajaan Alengka. Kerajaan tersebut diperintah
oleh raja raksasa bernama Rahwana. Para wanara
berterima kasih setelah menerima keterangan Sempati, kemudian mereka memikirkan
cara agar sampai di Alengka.
Pergi ke Alengka
Karena bujukan para wanara, Hanoman teringat akan
kekuatannya dan terbang menyeberangi lautan agar sampai di Alengka. Setelah ia
menginjakkan kakinya di sana ,
ia menyamar menjadi monyet kecil dan mencari-cari Sita. Ia melihat Alengka
sebagai benteng pertahanan yang kuat sekaligus kota yang dijaga dengan ketat. Ia melihat
penduduknya menyanyikan mantra-mantra Weda dan lagu pujian kemenangan kepada
Rahwana. Namun tak jarang ada orang-orang bermuka kejam dan buruk dengan
senjata lengkap. Kemudian ia datang ke istana Rahwana dan mengamati
wanita-wanita cantik yang tak terhitung jumlahnya, namun ia tidak melihat Sita
yang sedang merana. Setelah mengamati ke sana-kemari, ia memasuki sebuah taman
yang belum pernah diselidikinya. Di sana
ia melihat wanita yang tampak sedih dan murung yang diyakininya sebagai Sita.
Kemudian Hanoman melihat Rahwana merayu Sita. Setelah
Rahwana gagal dengan rayuannya dan pergi meninggalkan Sita, Hanoman menghampiri
Sita dan menceritakan maksud kedatangannya. Mulanya Sita curiga, namun
kecurigaan Sita hilang saat Hanoman menyerahkan cincin milik Rama. Hanoman juga
menjanjikan bantuan akan segera tiba. Hanoman menyarankan agar Sita terbang
bersamanya ke hadapan Rama, namun Sita menolak. Ia mengharapkan Rama datang
sebagai ksatria sejati dan datang ke Alengka untuk menyelamatkan dirinya.
Kemudian Hanoman mohon restu dan pamit dari hadapan Sita. Sebelum pulang ia
memporak-porandakan taman Asoka di istana Rahwana. Ia membunuh ribuan tentara
termasuk prajurit pilihan Rahwana seperti Jambumali dan Aksha. Akhirnya ia
dapat ditangkap Indrajit putra sulung Rahwana sekaligus putra mahkota Kerajaan
Alengka dengan senjata Brahma Astra. Senjata itu memilit tubuh hanoman. Namun
kesaktian Brahma Astra lenyap saat tentara raksasa menambahkan tali jerami.
Indrajit marah bercampur kecewa karena Brahma Astra bisa dilepaskan Hanoman
kapan saja, namun Hanoman belum bereaksi karena menunggu saat yang tepat.
Terbakarnya Alengka
Ketika Rahwana hendak memberikan hukuman mati kepada
Hanoman, Wibisana adik kandung Rahwana membela Hanoman agar hukumannya
diringankan, mengingat Hanoman adalah seorang utusan. Kemudian Rahwana
menjatuhkan hukuman agar ekor Hanoman dibakar. Melihat hal itu, Sita berdo'a
agar api yang membakar ekor Hanoman menjadi sejuk. Karena do'a Sita kepada Dewa
Agni terkabul, api yang membakar ekor Hanoman menjadi sejuk. Lalu ia memberontak
dan melepaskan Brahma Astra yang mengikat dirinya. Dengan ekor menyala-nyala
seperti obor, ia membakar kota
Alengka. Kota Alengka pun menjadi lautan api. Setelah menimbulkan kebakaran
besar, ia menceburkan diri ke laut agar api di ekornya padam. Penghuni surga
memuji keberanian Hanoman dan berkata bahwa selain kediaman Sita, kota Alengka dilalap api.
Dengan membawa kabar gembira, Hanoman menghadap Rama dan
menceritakan keadaan Sita. Setelah itu, Rama menyiapkan pasukan wanara untuk
menggempur Alengka
Pertempuran besar
Dalam pertempuran besar antara Rama dan Rahwana, Hanoman
membasmi banyak tentara rakshasa. Saat Rama, Laksmana, dan bala tentaranya yang
lain terjerat oleh senjata Nagapasa yang sakti, Hanoman pergi ke Himalaya atas saran Jembawan untuk menemukan tanaman
obat. Karena tidak tahu persis bagaimana ciri-ciri pohon yang dimaksud, Hanoman
memotong gunung tersebut dan membawa potongannya ke hadapan Rama. Setelah Rama
dan prajuritnya pulih kembali, Hanoman melanjutkan pertarungan dan membasmi banyak
pasukan rakshasa.
Kehidupan selanjutnya
Setelah pertempuran besar melawan Rahwana berakhir, Rama
hendak memberikan hadiah untuk Hanoman. Namun Hanoman menolak karena ia hanya
ingin agar Sri Rama bersemayam di dalam hatinya. Rama mengerti maksud Hanoman
dan bersemayam secara rohaniah dalam jasmaninya. Akhirnya Hanoman pergi
bermeditasi di puncak gunung mendo'akan keselamatan dunia.
Pada zaman Dwapara Yuga, Hanoman bertemu dengan Bima dan
Arjuna dari lingkungan keraton Hastinapura. Dari pertemuannya dengan Hanoman,
Arjuna menggunakan lambang Hanoman sebagai panji keretanya pada saat
Bharatayuddha.
Tradisi dan pemujaan
Di negara India
yang didominasi oleh agama Hindu, terdapat banyak kuil untuk memuja Hanoman,
dan dimana pun ada gambar awatara Wisnu, selalu ada gambar Hanoman. Kuil
Hanoman bisa ditemukan di banyak tempat di India dan konon daerah di
sekeliling kuil itu terbebas dari raksasa atau kejahatan.
Beberapa kuil Hanoman yang terkenal adalah:
Puncak monyet, Himachal
Pradesh , India .
Kuil Jhaku, Himachal
Pradesh , India .
Kuil Sri Suchindram, Tamilnadu ,
India .
Sri Hanuman Vatika, Orissa ,
India .
Kuil Saakshi Hanuman, Tamilnadu ,
India .
Shri Krishna Matha (Kuil Krishna), Udupi.
Krishnapura Matha, Krishnapura dekat Surathkal.
Kuil Ragigudda Anjaneya, Jayanagar, Bangalore .
Hanumangarhi, Ayodhya.
Kuil Sankat Mochan, Benares .
Kuil Hanuman, dekat Nuwara
Eliya , Sri Lanka .
Salasar Balaji, Distrik Churu, Rajasthan.
Kuil Mehandipur Balaji, Rajasthan.
Ada Balaji, di hutan suaka Sariska, Alwar, Rajasthan.
Sebelas kuil Maruthi di Maharashtra.
Shri Baal Hanumaan, Tughlak Road , New Delhi .
Kuil Prasanna Veeranjaneya Swami, di Mahalakshmi Layout, Bangalore , Karnataka.
Sri Nettikanti Anjaneya Swami Devasthanam, Kasapuram, Andhra
Pradesh.
Yellala Anjaneya Swami, Yellala, Andhra Pradesh.
Pura Sri Mahavir, Patna , Bihar .
Kuil Sri Vishwaroopa Anchaneya, Tamilnadu , India .
Hanoman dalam pewayangan Jawa
Hanoman dalam pewayangan Jawa merupakan putera Bhatara Guru
yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan
tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Kelahiran
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan
sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di
telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi
angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air
mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa
Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan
Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya
melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan
seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah
cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Mengabdi pada Sugriwa
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani
diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya
selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa,
raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya,
yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan
Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan.
Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan
bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik
Rahwana murid Subali.
Melawan Alengka
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk
menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap
dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa
tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke
tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil
sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka
(Sarpakenaka) adik Rahwana.
Tugas untuk Hanoman
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi
Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap
kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit
kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk
membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas
mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian
kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga
kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung
tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana
meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari
reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi
Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu.
Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana
dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai
pertapa.
Anggota Keluarga
Berbeda dengan versi aslinya, Hanoman dalam pewayangan
memiliki dua orang anak. Yang pertama bernama Trigangga yang berwujud kera
putih mirip dirinya. Konon, sewaktu pulang dari membakar Alengka, Hanoman
terbayang-bayang wajah Trijata, puteri Wibisana yang menjaga Sita. Di atas
lautan, air mani Hanoman jatuh dan menyebabkan air laut mendidih. Tanpa
sepengetahuannya, Baruna mencipta buih tersebut menjadi Trigangga. Trigangga
langsung dewasa dan berjumpa dengan Bukbis, putera Rahwana. Keduanya bersahabat
dan memihak Alengka melawan Rama. Dalam perang tersebut Trigangga berhasil
menculik Rama dan Laksmana namun dikejar oleh Hanoman. Narada turun melerai dan
menjelaskan hubungan darah di antara kedua kera putih tersebut. Akhirnya,
Trigangga pun berbalik melawan Rahwana.
Putera kedua Hanoman bernama Purwaganti, yang baru muncul
pada zaman Pandawa. Ia berjasa menemukan kembali pusaka Yudistira yang hilang
bernama Kalimasada. Purwaganti ini lahir dari seorang puteri pendeta yang
dinikahi Hanoman, bernama Purwati.
Kematian
Hanoman berusia sangat panjang sampai bosan hidup. Narada
turun mengabulkan permohonannya, yaitu "ingin mati", asalkan ia bisa
menyelesaikan tugas terakhir, yaitu merukunkan keturunan keenam Arjuna yang
sedang terlibat perang saudara. Hanoman pun menyamar dengan nama Resi
Mayangkara dan berhasil menikahkan Astradarma, putera Sariwahana, dengan
Pramesti, puteri Jayabaya. Antara keluarga Sariwahana dengan Jayabaya terlibat
pertikaian meskipun mereka sama-sama keturunan Arjuna. Hanoman kemudian tampil
menghadapi musuh Jayabaya yang bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang
itu, Hanoman gugur, moksa bersama raganya, sedangkan Yaksadewa kembali ke wujud
asalnya, yaitu Batara Kala, sang dewa kematian. ada versi lain khususnya di
jawa bahwa hanoman tidak mati dalam dalam berperang namun dia moksa setelah
bertemu sunan kali jaga dan menanyakan arti yang terkandung dari jimat
kalimasada karena dulu hanoman berjanji tidak akan mau mati sebelum mengetahui
arti dari tulisan yang terkandung di dalam jimat kalimasada.