Kara (Dewanagari: ???; IAST: Khara) adalah raksasa pemakan
manusia dalam wiracarita Ramayana. Ia merupakan adik sepupu Rahwana. Ia
menghuni pos penjagaan raksasa di Citrakuta yang bernama Janasthan atau
Yanasthana. Makanannya sehari-hari adalah daging manusia, khususnya para resi yang
menghuni daerah sekitar Citrakuta. Bersama dengan Dusana dan Trisirah, ia
meneror hutan Dandaka. Konon angkatan perangnya tak tertandingi dan selalu
memenangkan pertempuran.
Saat Laksmana melukai Surpanaka, Surpanaka lari mengadu
kepada Kara dan menceritakan keberadaan Rama dan Laksmana beserta wanita cantik
bernama Sita. Kara marah setelah mendengar pengaduan Surpanaka, kemudian ia
mengerahkan empat belas laskarnya yang terbaik bersama Surpanaka untuk membunuh
Rama dan Laksmana. Namun prajurit terbaik yang dikerahkan Kara tidak mampu
menandingi Rama. Setelah Rama berhasil menumpas para prajurit raksasa,
Surpanaka kembali lagi ke hadapan Kara dan menceritakan kegagalannya. Akhirnya
Kara memutuskan untuk terjun ke medan
perang bersama raksasa terbaiknya seperti Dusana dan Trisirah. Sepanjang
perjalanan Kara dan pasukannya melihat tanda-tanda buruk bahwa mereka akan
kalah, namun Kara tidak menghiraukannya dan memberi semangat kepada para
prajuritnya.
Rama yang melihat pasukan raksasa sedang menuju ke arahnya,
menyuruh Laksmana agar mengungsi bersama Sita. Di tangan Rama, Dusana dan
Trisirah tewas tak berkutik. Saat Kara hendak memanah, terlebih dahulu Rama
mematahkan busurnya menjadi dua. Kemudian Kara mengambil gada dan
melemparkannya ke arah Rama. Oleh panah sakti, gada tersebut pecah
berkeping-keping. Lalu Kara mencabut pohon besar sampai ke akar-akarnya dan
melemparkannya ke arah Rama, namun Rama menghancurkan pohon tersebut dengan
panahnya. Dengan tubuh luka-luka, Kara hendak menyergap Rama. Dengan sigap,
Rama melompat ke belakang dan tanpa membuang-buang waktu, ia melepaskan
panahnya ke arah Kara. Panah tersebut mengenai Kara sehingga ia tewas.
Kara memiliki putera bernama Makaraksa. Puteranya tersebut
turut bertempur melawan Rama saat tentara wanara menyerbu Alengka, namun ia
gugur di tangan Rama.